Makna dan Aspek Kesehatan Postur Sholat

Shalatadalahtiang agama, penyegarmataparaa’rifin, hiasanparashaddiqindanmahkotaparamuqarrabin.Bahkanmaqamshalatmerupakanmaqamwashilahmenghampiri, merasakankehebatan, kusyuk, takut, mengagungkan, menghormat, menyaksikan, mengawasdanmembukarahasiamunajatbersama Allah SWT.Inimerupakansebuahgambaran yang sangatmendalamtentangshalat.Mengingatdemikianpentingnyashalatbagiseorangmuslim, makaselayaknyaiamengetahuimakna-makna yang terkandungdalamsetiappostur, gerakandanbacaanselamashalat.

Shalatdilakukandenganmelakukandelapanposisitubuh yang berbeda-bedadanmembacabeberapaayat Al-Qur’an padasetiappostur.Postur-posturiniternyatamempunyaipengaruhkuatterhadap system kerjasyarafdan organ-organ tubuhmanusia.Berikutakandijelaskankandunganmaknasetiapposturshalat.

2.1     POSTUR 1 (POSTUR NIAT)

Angkatlah kedua tangan, telapak tangan terbuka, keatas sampai ke telinga, dan letakkan ibu jari di bawah daun telinga, sambil mengucapkan Allahu Akbar.Waktu yang diperlukan 5 detik. Dengan ucapan Allahu Akbar ( Allah yang maha besar ) tanamkan kesadaran diri bahwa kita adalah hamba Allah yang paling kecil dan hina di depan-Nya. Posisi manusia yang serba kekurangan &ketidakberdayaanpantasdisejajarkandengansifatkesombongan yang dimiliki Allah.

Postur ini merupakan simbolisasi kesiapan & kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya.Ia telah siap meninggalkan segala sesuatu diluar Allah. Konsentrasi hanya kepada Allah, sama halnya dengan bermeditasi. Dalam bermeditasi, tidak ada lagi perasaan was – was, gelisah, bayang – bayang ketakutan, perasaan iri & dengki, perasaan yang dibayangi rasa ketakutan  dan siap berkomunikasi dengan Allah.

Jadi pada pustur 1 inilah seseorang bisa meghayati kehadiran Allah, merasakan ihsan. Yakni seolah – olah ia melihat Allah. Kalaupun ia tidak mampu melihat-Nya, maka ia sadar bahwa Dia melihatnya. Benarkah sholat itu untuk-Nya ? Karena tidak menutup kemungkinan ketika seseorang sholat, yang hadir dalam hati & pikirannya bukan Allah, tapi harta, jabatan, kekuasaan dll. Tanpa sadar pelaku sholat sudah melakukan kedzaliman pada-Nya.Padahal dalam Al-Qur’an Q.S Ibrahim (14) : 42

Artinya : “Jangansekali – kali engkau mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang diperbuat oleh orang – orang yang dzalim. Cuma dia mengulur waktu kepada mereka sampai datang suatu saat yang pada waktu itu terbelalak mata mereka.” [Q.s Ibrahim (14): 42]

Manfaat postur1:

            Untuk melancarkan peredaran darah ( proses keseimbangan sirkulasi darah ). Jika darah lancer, maka tubuh kita akan sehat. Pada waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak.Jantung bekerja secara normal, paru – paru, pinggang, tulang punggung lurus & seluruh organ dalam keadaan normal.Pada waktu berdiri, kedua kali tegak berdiri sehingga telapak kaki pada posisi akupuntur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

2.2    POSTUR 2 (POSTUR QIYAM) : PERCAKAPAN INTIM

Letakkantangan di bawah pusar atau di atas pusar, tangan kanan di atas tangan kiri. Ini adalah simbolisasi kepasrahan total seorang hamba kepada penciptanya , ia menjadi budak Allah sepenuhnya, tak berdaya dan sendirian. Seorang hamba kemudian memebaca doa iftitah yang selanjutnya akan terjadi percakapan intim anatara hamba dan Tuhannya, terjadi saling memuji. Tuhan membalas kata-kata hambaNya karena sebelumnya sang hamba sudah berikrar dengan penuh kesadaran dan ketulusan, sesungguhnya shalatku, pengabdianku, hidup dan matiku hanya untuk Tuhan semesta alam.

Sebuah hadist yang bersumber dari Ali bin Abu Thalib berkata : ”Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman (dalam hadist qusdi): Aku membagi Surah Al-Fatihah menjadi 2 bagian, setengahuntuk-Ku setengahuntukhamba-Ku: Selesaimembaca Surah Al-Fatihahdilanjutkan dengan membaca surah atau ayat Al-Qur’an. Idealnya surah atau ayat tersebut dipahami artinya agar shalat bisa lebih khusyuk. Palong tidak ada beberapa Surah pendek yang harus dibaca setelah Surah Al-Fatihah seperti Surah Al-Khafirun, Al-Ikhlas, Al-Falag, Al-Nas,dsb. Bentuk substansi dari apa yang diucapkkan selama postur Qiyam. Ini adalah bahwa shalat akan merasa semakin dekat dan intim dengan TuhanNya. Ia siap menerima apapun yang diinginkan olehTuhannya.

Manfaat postur2 :

Konsentrasi penuh, menyebabkan relaksasi pada kaki dan punggung. Menggerakkan perasaan rendah hati, kesederhanaan dan ketaatan. Menurut Syekh Hakim Moinuddin Chisti, pada saat pendiri shalat membaca ayat-ayat Al-Qur’an pada postur 2 ini. Di mana seluruh bunyi diucapkan dalam bahasa Arab, maka pada saat itulah penyebaran seluruh sifat Allah yang agama dalam derajat yang terkendali terpacu secara sempurna di seluruh tubuh, pikiran, dan jiwa .Getaran suara vocal panjang a, i,dan u akan memacu hati, kelenjar pineal, kelenjar pituitary, kelenjar adrenalin, dan paru-paru, serta akan membersihkan dan meningkatkan fungsi seluruh bagian tubuh itu.

2.3    POSTUR 3 (POSTUR RUKUK)

Bungkukkan punggung, letakkan telapak tangan pada lutut dengan jari-jari menyebar. Punggung sejajar dengan permukaan lantai, sehingga jika sebuah gelas berada di atas punggung, gelas tersebut akan tidak tumpah. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW.“ Bila rukuk, sekiranya diletakkan segelas air di atas punggung, tidak akan begerak dari tempatnya”. Mata memandang ke bawah, lurus, dengan membungkukkan lutut. Tidak boleh mengeataskan kepala dan tidak boleh pula  , akan tetapi antara keduanya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah yang menegaskan, “ Apabila rukuk tidak boleh mengeataskan kepalanya dan tidak boleh pula merundukkannya, tetapi (posisinya) diantara keduanya (H.R IbnuMajah).

Durasi postur ini menyesuaikan dengan irama bacaan yang dibaca. Diharapkan setiap bacaan dipahami maknanya sehingga hati dan pikiran bisa menghayati dengan baik apa yang sedang dibaca. Bacaan yang sering dibaca pada saat rukuk ini adalah  : SubhanaRabbial Adzimi Wabihamdihi (diulang 3 kali), artinya Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung, aku memujinya.

Kami menyarankan, pada saat rukuk kuantitas bacaan tasbih ditingkatkan. Para sahabat nabi, diantaranya: Amir Al-Mukminin, Ali Bin Abi Thalib melakukan rukuk yang lama sekali. Sehingga keringat mengalir dari betis dan membasahi bawah telapak kakinya. Imam al-Shadiq mengulangi tasbih sampai 60 kali.

Memanjangkan rukuk di samping bermanfaat bagi kesehatan fisik, juga bermanfaat untuk memunculkan rasa kusyuk. Muhammad al-Bakry mengatakan : “Bahwasannya di antara pekerjaan yang menghasilkan kusyuk ialah memanjangkan rukuk.”

Muhsin Qira’ati dalam Porlo-ye Az Asmire Namoz menjelaskan kandungan filosofis dari gerakan shalat rukuk. Menurutnya, rukuk merupakan simbolisasi dari rasa hormat terhadap perintah dan kebesaran Allah SWT. Dengan posisi punggung dan lehernya selayaknya diluruskan membentuk garis lurus, terkandung makna “Seakan-akan yang sedang mendirikan shalat ini menunjukka kesediaannya untuk dipenggal lehernya di jalan Allah SWT. “ Dengan kata lain, rukuk merupkan salah satu bentuk pernyataan penghambaan yang terbaik.

Dengan melakukan rukuk terhindarlah manusia dari sikap pembangkangan terhadap Allah. Sehingga ia tidak termasuk dalam kategori makhluk yang enggan melakukan rukuk. Mereka yang tidak mau rukuk adalah orang-orang yang tidak tahu diri, tidak sadar bahwa segala sesuatu berjalan dinamis. Tidak selamanya ia bisa membusungkan dada, ada saat di mana ia akan jatuh terpuruk. Ketika jaya dielu-elukan, akan tiba suatu saat ia akan dicaci maki, diinjak-injak. Namanya dicoret dari daftar orang yang berjasa. Karena itu, ketika seseorang melakukan rukuk berharaplah pada tuhan agar kiranya ia menjaga dan membimbing dirinya sebagaimana permohonan yang sudah dipanjatkan.

Di samping itu, rukuk juga memberikan peringatan terhadap kita tentang perjalanan hidup kita yang selalu berubah. Tidak selamanya kita tegak, berjaya, populer. Akan tiba masanya di mana kita harus tertunduk lesu merenungi nasib yang menimpa kita. Karena itu, selama hidup jangan bangga denga apa yang telah diraih sehingga lupa kepada yang telah memberikan kebanggaan itu yaitu Allah SWT. Untuk kepentingan kita sendiri, Allah SWT memerintahkan kita untuk rukuk yang diulang-ulang dengan harapan agar jika suatu ketika kita dihadapkan oleh berbagai jenis ujian-Nya, kita tidak mudah putus asa.

Manfaat postur 3 :

Beberapa ilmuwan muslim telah berupaya menjelaskan manfaat dari gerakan rukuk ini. Di antaranya adalah Prof. Dr. H.A. Sinboe dan Prof. Dr. H.M Hembing wijayakusuma. Mereka telah membuktikan secara ilmiah keampuhan dari gerakan rukuk dalam menyembuhkan berbagai penyakit.

Dengan melakukan rukuk (postur 3)  ini, maka tulang belakang (vertebrae) akan tetap berada dalam kondisi yang baik, karena persendian di antara badan-badan ruas tulang belakang (corpus veterbrae) tetap tinggal lembut dan lemah lentur, serta mencegah ruas-ruas palsu, misalnya melekatnya tulang kelangkang (os sacrum) dan tulang tungging (os coccygeus) yang dapat mengakibatkan kesulitan, terutama bagi wanita yang hendak melahirkan anak.

Ditinjau dari ilmu kesehatan postur 3 ini sangat baik sekali untuk menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang, yang meliputi ruang tulang punggung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggung dan ruas tulang tungging.

  Menurut tiga ahli, yaitu Dr. G. Laboire dan Dr. TY. Arrman yang menulis tentang principlies of rheumtismetheraple, jika sikap rukuk di laksanakn secara sempurna penyakit yang bersumber pada ruas tulang belakang dapat dihindari seperti penyakit Accure lumbago, Chornis recurent lumbago, Displacement of thecervikal colum with humero scapuler peri arthritis dan masih banyak lagi. Ada 17 macam penyakit yang mengandung menyerang ruas tulang belakang.

·      Penyakit penyempitan ruas dan pengapuran tulang

Menurut Prof. Hembing wijayakusuma, gaerakan rukuk dapat menyembuhkan penyakit penyempitan ruas dan pengapuran tulang ini dapat di jelaskan secara ilmiah sebagai berikut. Kerangka yang menompang tubuh terdiri dari dua ratus keping tulang hidup. Tulang belakang terdiri atas 7 buah ruas tulang leher, 12 buah ruas tulang punggung, 5 buah ruas tulang punggung, sebuah tulang kelangkung yang terdiri dari pertautan 5 buah ruas dan sebuah tulang tungging, dengan 3-4 buah rasanya.

Tulang belakang terdiri atas badan ruas dan lengkung ruas yang merupakan sebuah tiang yang kokoh. Antara 2 badan ruas terdapat sebuah cakram ruas yang menyebabkan ruas-ruas tulang belakang dapat bergerak satu terhadap yang lainya. Bersama iakt-ikat penghubung mempunyai lengkung-lengkung tertentu. Tabung belakang bagian leher dan pinggung melengkung ke depan. Sedangkan tulang belakang bagian punggung melengkung ke belakang.

Apabila terjadi pengapuran dan penyempitan di ruang tentang leher akan timbul rasa kaku, nyeridan pegal linu di bagian leher. Demikian juga bila di tekuk, punggung dan pinggung, juga akan menimbulkan gangguan seperti di bagian leher. Kelainan tersebut sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena kondisi ini menurut Prof. Hembing, bisa di atasi dengan melakukan rukuk yang benar pada waktu shalat, yang secara otomatis akan menggerakkan dan mengendorkan ruas-ruas tulang serta otot dan tendon di sekitar ruas tulang belakang sehingga meningkatkan sirkulasi dan metabolisme, yang dapat menghidarkan penyakit-penyakit pada tulang belakang.

·      Rukuk dan sistem saraf

Di bagian lain, rukuk sesungguhnya berkaitan erat dengan sistem saraf kita. Sistem saraf kita terdiri dari otak, sum-sum, tulang belakang dan jaringan saraf rumit. Otak merupakan markas besar seluruh sistem dan tempat berpangkalnya saraf otak dan sumsum  tulang belakang yang berupa jaringan saraf berbentuk silinder yang memanjang sampai 45 cm dalam tulang belakang.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Prof. Hembing, bahwa dengan melaksanakan rukuk pada waktu shalat, berarti telah menarik menggerakkan dan mengendorkan saraf-saraf yang berada di bagian otak dan tulang punggung dan lain-lainnya untuk menjalankan tugasny. Gerakan rukuk waktu shalat sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan atau untuk penyumbatan penyakit yang ada kaitanya dengan otak dan tulang punggung serta saraf lainya.

Dengan melakukan rukuk yang benar berarti telah menyelamatkan hidup dan kehidupan diri sendiri, sebab tulang punggung (diatas tulang pinggung) menghasilkkan hormon adrenalin, yaitu hormon jenis sterid yang di hasilkan oleh kelenjar anak ginjal yang memperkuat hasil tanggapan susunan saraf terhadap perangsang rasa takut, marah, gembira.

Kelenjar adrenal mempersiapkan tubuh untuk melakukan reaksi perlawanan, dengan memproduksi dan mengalirkan hormon adrenalin ke dalam darah sebagai tanggapan atas kode-kode ancaman yang bersumber dari rasa takut, hilang kesabaran, panik dan kehilangan harga diri. Kelenjar ardenal juga memproduksi hormon-hormon lain seperti horizon, yang berfungsi mempersiapkantubuh untuk melawan segala bentuk kelesum secara biologis. Jika tubuh mendapat aksi berupa tekanan-tekanan dalam segala bentuk-bentuk untuk jamgka waktu tertentu yang lama maka kelenjar adrenal akan mendapat tugas berat, dengan memproduksi hormon-hormon secara terus-menerus. Hal ini akan mengakibatkan dampak yang kurang, karena kelenjar akan menjadi lelah, akhirnya rusak. Oleh karena itu fungsi kelenjar hormon besar memanfaatnya bagi hidup dan kehidupan kita, maka jika kelenjar hormon “tidak sehat”. Berarti kehidupan manusia terancam bencana. Posisi rukuk, tegas Prof. Hembing, akan membengkokkan tulang belakang untuk menggerakkan, melembutkan otot-otot, melemaskan tulang-tulang yang kejag dan kaku, dan mengendorkan ruas-ruas tulang belakang sesuai anatomi. Di belakang tulang punggung terdapat saraf-saraf dibungkus tulang ruas-ruas tulang belakang. Urat-urat saraf berfungsi menjalankan organ-organ tubuh melalui ruas-ruas tulang belakang. Fungsinya adalah untuk mengontrol jantung, paru-paru, liver, lambung, limpa, usus, dan lain-lain.

Dari tulang belakang bagian bawah sampai otak terdapat sebaris kabel komunikasi yang jauh lebih lancar daripada mikrosirkuit medern. Sumsum tulang belakang terbungkus tiga lapisan selaput  pelindung, dengan zikir di antara dua lapisan. Sedangkan seluruhnya terkurung tulang belakang yang keras, sehingga hampir terlindung sama sekali dari cedera.

Sumsum tulang belakang, yang panjangnya kira-kira 45cm menyerupai kabel yang meruncing pada bagain yang paling lebar, sumsum tulang belakang tersebut berdimeter 12mm lebih sedikit, sama halnya dengan otak, sumsum tulang belakang pun mengandung unsur kelabu maupun putih badan sel saraf yang kelabu membentuk batang di bagaian tengah sumsum dan batang ini di selubungi oleh kelompok-kelompok serabut saraf putih. Disekitar sumsum pada bagian luarnya terdapat sebuah trowongan tulang berlubang-lubang yang terjadi dari cincin vertebra yaitu tulang belakng tubuh.

Kemudian di bagian bawah sumsum saraf-saraf lain tercabang banyak sehingga terbentuk batang-batang saraf yang menuju panggul, paha, tungkai dan kaki. Setiap milimeter persegi saraf mencapai kulit, otot, pembuluh darah, setiap tulang dan semua bagian tubuh dari ujung kepala sampai kaki. Jadi pada posisi rukuk (membungkuk) tersebut di situlah berpangkalnya saraf kepala dan sumsusm tulang belakang yaitu jaringan saraf berbentuk silinder yang memanjang sampai 45 cm dalam tulang belakang.

2.8 POSTUR 8 (SALAM)

Salam merupakan gerakan akhir dari ritual shalat. Ketika hendak salam, lepaskan genggaman tangan kanan, ulurkan jari-jari diatas paha. Sesudah itu palingkan muka kekanan sehingga benar-benar melihat kesamping kanan dengan mengucapkan:

Artinya : “ mudah-mudahan Allah mencurahkan kesejahteraan dan rahmat-Nya kepada kalian."

Manfaat postur 8:

Sikap salam (menoleh ke kanan dan ke kiri) sangat bermanfaat bagi kesehatan otot, karena dengan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri akan membantu menguatkan otot-otot leher dan kuduk serta dapat menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit kepala “kuduk kaku”, karena dengan kontraksinya otot-otot kepala, sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih baik, terutama untuk mengeluarkan zat-zat racun yang terdapat di dalam otot-otot kepala yang menyebabkan perasaan lelah, kaku dan linu di bagian kepala. Di samping itu, kontraksi otot-otot menghasilkan energi panas, dan zat-zat yang di perlukan untuk merehabilitasi jari-jari jaringan yang rusak.

 

Ø  Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. SHALAT PENYEMBAHAN DAN PENYEMBUHAN. Jakarta : Erlangga

Ø  Susanto Ahmad. 2000. FILOSOFI SHALAT. Jakarta : Dea Press