Gangguan
Keseimbangan Asam Basa
A.
Penilaian Ketidakseimbangan asam basa
Penilaian Sistematik daam
Penilaian gangguan asam basa
___________________________________________________________________________
Awali dengan kecurigaan
klinis yang tinggi
1. Teliti riwayat klinis dari perjalanan penyakit yang dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan asam basa.
·
Ini membutuhkan pengetahuan
tentang patogensis dari berbagai gangguan asam basa.
·
Contohnya, asidosis
respiratorik mungkin dapat diperkirakan timbul pada penderita penyakit paru
obstruksi menahun.
2. Perhatikan tanda dan
gejala klinis yang mengarah kepada gangguan asam basa.
·
Sayang sekali, banyak tanda
dan gejala dari gangguan asam basa tidak jelas dan non spesifik.
·
Contoh, pernafasan kussmaul
pada pasien diabetes dapat merupakan
tanda kompensasi pernafasan terhadap asidosis metabolik.
3. Periksa hasil pemeriksaan
laboratorium untuk elektrolit dan data lainnya yang mengarah
kepada proses penyakit yang berkaitan
dengan gangguan asam basa.
·
Contoh, hipokalemia sering
berkaitan dengan alkalosis metabolik.
·
Contoh, peningkatan kadar
kreatinin serum menunjukkan insufesiensi ginjal dan insufesiensi serta gagal
ginjal sering disertai asidosis metabolik.
Menilai variabel-variabel
asam basa untuk mengetahui tipe gangguan.
1. Pertama, periksa PH darah
arteri untuk menentukan arah dan besarnya gangguan asam basa.
·
Jika menurun, pasien
mengalami asidemia dengan dua sebab yang mungkin : asidosis metabolik atau
asidosis respiratorik.
·
Jika meningkat, pasien
mengalami alkalemia dengan dua sebab yang mungkin : alkalosis metabolik atau
alkalosis respiratorik.
·
Ingatlah bahwa kampensasi ginjal dan
pernafasan jarang memulihkan PH kembali normal sehingga jika ditemukan PH yang
normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 ,mungkin ada gangguan campuran ; contohnya
seorang pasien dengan asidosis respiratorik yang bercampur dengan alkalosis
metabolik mungkin akan mempunyai PH yang normal.
2. Perhatikan variabel
pernafasan (PaCO2) dan metabolik HCO3 , yang
berhubungan dengan
PH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan
primer bersifat respiratorik, metabolik
atau campuran.
·
Apakah PaCO2 normal (40
mmHg), meningkat atau menurun ?
·
Apakah HCO3 normal (24 mEq/L), meningkat atau menurun ?
·
Tambahan : apakah ada kelebihan
atau kekurangan basa ?
·
Pada gangguan asam basa
sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang
sama.
·
Penyimpangan dari PaCO2 dan HCO3 dalam darah yang berlawanan menunjukkan
adanya gangguan asam basa campuran.
·
Cobalah untuk menduga
campuran primer dengan menghubungkan hasil pemeriksaan yang ditemukan dengan
keadaan klinis.
3. Perkirakan respon
kompensatorik yang bakal terjadi pada gangguan asam basa primer.
a. Jika respon kompensatorik lebih berat atau ringan dari pada yang
diperkirakan, mungkin ada gangguan asam basa campuran (normogram asam basa juga
dapat digunakan untuk mengetahui gangguan asan basa campuran)
b. Hitung selisih (gap) anion plasma.
Jika meningkat ( >16 mEq/l ), mungkin sekali terjadi acidosis
metabolik.
c. Bandingkan besarnya penurunan HCO3 plasma dengan peningkatan selisih anion :
seharusnya sama besar.
·
Jika peningkatan < dari selisih anion penurunan HCO3 , mungkin komponen dari acidosis metabolik
disebabkan oleh kehilangan HCO3.
·
Jika peningkatan selisih dari anion jauh
lebih besar dari penurunan HCO3 berarti ada
alkalosis metabolik yang menyertainya.
4. Buat penafsiran tahap
akhir.
·
gangguan asam-basa sederhana
1. Akut (tidak terkompensasi) atau
2. Kronik (sebagian atau sepenuhnya terkompensasi )
·
Gangguan asam-basa campuran
·
Asidosis metabolik dengan
selisih anion normal atau lebar.
B.
Kelainan yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa
1. Asidosis Metabolik (kekurangan
bikarbonat =HCO3 )
Penurunan primer kadar bikarbonat sehingga
terjadi penurunan PH ( peningkatan ion H) . HCO3 di ECF
=22 mEq/L dan PH =7,35.
Kompensasi pernafasan segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 melalui
hiperventilasi sehinga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Sebab-sebab Asidosis Metabolik.
Selisih anion normal (hiperkloremik)
1. Kehilangan
bikarbonat
a. Kehilangan
melalui saluran cerna :
(1) Diare
(2) Ilieotomi ;
fistula pankreas, kantong empedu atau usus halus.
(3)
Ureterosigmoidostomi
b. Kehilangan
melalui ginjal :
(1) Asidosis
tubulus proksimal ginjal (RTA)
(2) Inhibitor
Karbonik Anhidrase (Asetazolamid)
(3)
Hipoaldosteronisme
2. Peningkatan
beban asam
a. Amonium klorida (NH4Cl NH3 + HCl
b. Cairan-cairan
hiperalimentasi
3. Lain-lain
Pemberian IV
larutan garan secara cepat .
Selisih anion meningkat
1. Peningkatan
produksi asam :
·
Asidosis laktat : laktat
(perfusi jaringan atau aksigenasi yang tidak memadai seperti pada syok atau
henti kardiopulmonar)
·
Ketoasidosis diabetik :
Beta-hidroksibutirat.
·
Kelaparan: peningkatan asam
- asam keto
·
Intoksikasi alkohol :
peningkatan asam-asam keto
2. Menelan
substansi toksik
a. Kelebihan
dosis salisilat : Salisilat, laktat, keton
b. Metanol atau
formaldehid : formad
c. Etilglikol
(antibeku) : oksilat, glikolat
3. Kegagalan
ekskresi asam : tidak adanya ekskresi NH4 ; retensi asam sulfat dan
asam fosfat
a. gagal ginjal
akut dan kronik
Keadaan sebelum
terjadi asidosis metabolik
AK
B
1
20
Keton dan peningkatan Cl
menggganti ion bikarbonat
Keadaan asidosis
metabolik
B
AK
10
1
Usaha kompensasi tubuh
B
AK
10
0,75
Paru mengeluarkan banyak
CO2 .
Ginjal menahan Bikarbonat
, mengeluarkan H+, dam anion lain urin asam. NaHCO3, larutan laktat diberikan
I V.
|
Keadaan sesudah
pengobatan
AK
B
1
20
2.
Alkalosis metabolik (kelebihan bikarbonat)
peningkatan primer kadar bikarbonat plasma,
sehingga terjadi peningkatan Ph (penurunan H
). HCO3 di ECF = 2,6 mEq/l dan PH = 7,45. Kompensasi pernapasan berupa
peningkatan Pa CO2 dengan hipoventilasi ; akan tetapi tingkat hipoventilasi adalah
terbatas karena parnapasan terus berjalan karena dorongan hipoxia.
Sebab-sebab alkalosis metabolik
Kehilangan H
dari ECF.
1. Kehilangan
melalui saluran cerna (berkurangnya volume ECF)
a. Muntah atau
penyedotan nasogastrik
b. Diare dengan
kehilangan klorida
2. Kehilangan
melalui ginjal
a. Diuretik
simpai atau tiazid (pembatasan NaCl
+ berkurangnya ECF)
b. Kelebihan
mineralokortikoid
(1).
Hiperaldosteronisme
(2). Syndrom
cushing ; terapi kortikosteroid eksogen )
(3). Makan
licorice berlebihan
c. Karbenisillin
atau penicillin dosis tinggi
Retensi HCO3
1. Pemberian Natrium Bikarbonat berlebihan
2. Sundrom susu alkali (antasid, susu, natrium bikarbonat)
3. Darah simpan (sitrat) yang banyak (>8unit)
4. Alkalosis metabolik hiperkapnia (setelah koreksi pada asidosis
respiratorik kronik)
·
Ventilasi mekanis: penurunan
yang cepat dari PCO2 tapi HCO tetap tinggi sampai jinjal mengeksekresi kelebihannya.
Asidosis metabilok yang responsif terhadap Klorida
(Cl Kemih 10 mEq/l)
Biasanya disertai penurunan ECF
·
Muntah atau penyeditan
Nasogastrik
·
Deuretik
·
Pasca-hiperkapnea
Asidosis metabolik yang resisten terhadap
klorida(Cl kemih 20 mEq/l)
Biasanya tidak dirsertai penurunan Volume
ECF
·
Kelebihan mineralokortikoid
·
Keadaan Edematosa (gagal
jantung kongestif, sirosis, sindrom nefrotik).
Keseimbangan
sebelum terjadi Alkalosis metabolik
AK
B
1
20
Keadaan Alkalosis
Metabolik
Bikarbinat meningkat karena kehilangan
Cl atau karena makan banyak Na bikarbonat
|
AK
B
1,25
30
Usaha Kompensasi
tubuh
Paru menahan CO2 ginjal mengeluarkan ion
bikarbonat dan menahan ion H + dan ion-ion lain.
Urin menjadi basa
|
1
40
Keseimbangan
setelah pengobatan
Pemberian larutan yang mengandung Cl , atau NH4Cl
|
Ak
B
1
20
3.
Asidosis Respiratorik (Kelebihan asam karbonat)
Ditandai dengan
peningkatan primer dari PaCO2 (hiperkapnea), sehingga terjadi penurunan PH; PaCO2 > 45 mmHg dan
PH . 7,35.
Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan
HCO3 serum. Asidosis respirasi dapat timbul secara
akut maupun kronik. Hipoksemia (PaO2 rendah) selalu menyertai asidosis
respiratorik. Jika pasien bernafas dalam udara ruangan.
Sebab-sebab asidosis respiratorik (sebab dasar =
Hipoventilasi)
Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongata
1. Obat-obatan : Kelebihan dosis opiat, sedatif, anestetik (akut)
2. Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik
3. Henti jantung (akut)
4. Apnea saat tidur
Gangguan otot-otot pernafasan dan dinding dada
1. Penyakit neuromuskuler : miastenia gravis, sindrom guillain-Barre,
poliomielitis, sklerosis lateral amiotropik.
2. Deformitas rongga dada : kifoskoliosis
3. Obesitas yang berlebihan : sindrom pickwikian
4. Cedera dinding dada seperti patah tulang-tulang iga
Gangguan pertukaran gas
1. PPOM (emfisema dan bronkitis)
2. Tahap akhir penyakit paru intrinsik yang difus
3. Pneumona atau asama yang berat
4. Edema paru akut
5. Pneumotorak
Obstruksi saluran nafas atas yang akut
1. Aspirasi benda asing atau muntah
2. Laringospasme atau edema laring, bronkospasme berat
Keseimbangan
Sebelum Asidosis
AK
B
1
20
Keadaan Asidosis
Paru menahan CO2
B
AK
20
2
Usaha Kompensasi
tubuh
Ginjal menahan
bikarbonat
mengeluarkan H+ dan Anion lain
|
AK
B
30
2 Urin
menjadi asam
AK
B
2
40
4.
Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat)
Penurunan primer
dari PaCO2 (hipokapnea) sehinggan terjadi penurunan PH. PaCO2 < 35 mmHG
> 7,45. Kompensasi ginjal berupa penurunan ekskresi H+ dengan akibat lebih sedikit absorbsi HCO3 . Penurunan HCO3 serum berbeda-beda, tergantung apakah
keadaanya akut atau kronik.
Sebab-sebab alkalosis Respiratorik (sebab
dasar =hiperventilasi)
Perangsangan sentral terhadap pernafasan
1. Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional
2. Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis
3. Gangguan SSP
4. Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak
5. Tumor otak
6. Intoksikasi salisilat (awal)
Hipoksia
1. Pneumonia, asma, edema paru
2. Gagal jantung kongestif
3. Tinggal ditempat yang tinggi
Ventilasi mekanik yang berlebihan
Mekanisme yang belum jelas
Keseimbangan
sebelum terjadi alkalosis respiratorik
AK
B
1
20
Keadaan alkalosis
respiratorik
Paru mengeluarkan banyak
CO2, pernafasan
hiperaktif.
|
AK
B
0,5
20
Usaha kompensasi
tubuh :
AK
B
0,5
15
Ginjal mengeluarkan ion
bikarbonat, menahan H+ dan anion lain, urin basa.
|
Keseimbangan
setelah pengobatan
AK
B
0,5
10,5
Larutan mengandung Cl
|
C.
Gangguan asam basa campuran
Gangguan asam basa campuran
adalah keadaan dimana terdapat satu atau lebih gangguan asam basa sederhana
yang terjadi bersama-sama.
Gangguan ganda
|
Sebab-sebab yang sering
|
Efek
aditif pada perubahan PH
|
|
Asidosi metabolik +
asidosis respiratorik PaCO2 terlalu tinggi HCO3 terlalu rendah pH sangat rendah
|
·
Henti kardiopulmonar
·
Pasien PPOM yang mengalami
syok
·
Gagal ginjal kronik dengan
kelebihan volume dan edema paru
·
Pasien dengan ketoasidosis
diabetik yang mendapat narkotik kuat atau barbiturat.
|
Alkalosis metabolik + Alkalosis
respiratirik PaCO2 terlalu rendah HCO3 terlalu tinggi pH sangat tinggi
|
·
Pasien PPOM yang mendapat
ventilasi berlebuhan lewat respirator mekanik
·
Pasien hiperventilasi
dengan gagal jantung kongestif atau sirosis hati yang munyah-muntah atau
mendapat pengobatan dengan deuretik kuat atau penyedotan nasogastrik
·
Pasien cidera kepala
dengan hiper ventilasi yang mendapat deuretik
|
Efek
yang mengukuti perubahan pH
|
|
Asidosis metabolik + Alkalosis respiratorik
PCO2 terlalu rendah HCO3 terlalu rendah pH mendekati normal
|
·
Asidosis laktat sebagai
komplikasi syok septik
·
Sindrom hepato renal
·
Intoksikasi salisilat
|
Alkalosis metabolik + Asidosis respiratorik
PaCO2 terlalu tinggi
HCO3 terlalu tinggi
pH mendekati normal
|
·
Pasien PPOM yang muntah
atau yang menjalani penyedotan nasogastrik atau deuretik kuat
·
Sindrom distres paru
dewasa
|
Tabel
gangguan keseimbangan asam basa
Asidosis Respiratorik
Penyebab : Hiperventiasi
Hasil : HCO3 24,0 mEq/L
H2CO3 2,7 mEq/L
Rasio 8,8 : 1
PCO2 90,0 mmHg
PH 7,2
Mekanisme kompensasi :
Meningkatkan respirasi,
Amonia ginjal dan ekskresi asam
meningkat, penahanan ginjal ; dominasi buffer basa
Hasil : HCO3 38,1 mEq/L
H2CO3 2,5 mEq/L
Rasio 15,2 : 1
PCO2 80,0 mmHg
PH 7,3
|
Alkalosis
Metabolik
Penyebab : Muntah,
pengeluaran cairan lambung, over dosis NaHCO3, terapi diuretik berlebihan
dengan kehilangan asam
Hasil : HCO3 38,0 mEq/L
H2CO3 1,2
mEq/L
Rasio 31,6 : 1
PCO2 40,0 mmHg
PH 7,6
Mekanisme kompensasi :
Pernafasan lambat, dangkal
, Peningkatan ekkresi bikarbonat pada ginjal, penahanan asam ; dominasi
buffer asam
Hasil : HCO3 34,5 mEq/L
H2CO3 1,33 mEq/L
Rasio 25,9 : 1
PCO2 45,0 mmHg
PH 7,5
|
||
NORMAL
HCO3 + :
H2CO3 :
Rasio :
PCO2 :
PH :
|
24,0 mEq/L
1,2 mEq/L
20 : 1
40,0 mmHg
7,4
|
||
Asidosis
Metabolik
Penyebab : asidosis
nefritis (penurunan eksresi
metabolisme asam ), asidosis diabetik (pengeluaran produksi metabolisme
asam), diare, fistula pencernaan (kehilangan bikarbonat utama)
Hasil : HCO3 15.0 mEq/L
H2CO3 1,2
mEq/L
Rasio 12,5 : 1
PCO2 40,0 mmHg
PH 7,2
Mekanisme kompensasi :
Peningkatan respirasi,
peningkatan amonia di ginjal, peningkatan ekskresi asam, penahanan bikarbonat
: dominasi buffer asam
Hasil : HCO3
17,2 mEq/L
H2CO3 0,9 mEq/L
Rasio 19 : 1
PCO2 30,3 mmHg
PH 7,38
|
Alkalosis
Respiratorik
Penyebab : Hiperpnea ,
demam
Hasil : HCO3 24,0 mEq/L
H2CO3 0,6 mEq/L
Rasio 40 : 1
PCO2 20,0 mmHg
PH 7,55
Mekanisme kompensasi :
Penurunan respirasi,
peningkatan ekskresi bikarbonat diginjal, penahanan asam : dominasi buffer
asam
Hasil : HCO3 20,0 mEq/l
H2CO3 0,8 mEq/L
Rasio 25 : 1
PCO2 25,0 mmHg
PH 7,52
FIK UI B’ 95
|
||
BAB
III
INTERVENSI
KEPERAWATAN
A.
Asidosis Metabolik
1. Independen
·
Monitor tekanan darah,
frekwensi nadi / ritme
·
Kaji tingkat kesadaran dan
catat perubahan progresif, kondisi neuromuskuler misalnya : kekuatan, tonus
otot, pergerakan.
·
Bila terjadi koma, lakukan :
tempat tidur direndahkan, gunakan penghalang tempat tidur, observasi yang
sering.
·
Observasi respirasi mengenai jumlah dan kedalamannya.
·
Kaji temperatur kulit :
warna dan perfusi jaringan
·
Auskultasi bunyi bising usus
·
Monitor intake dan out put
serta berat badan setiap hari
·
Tes atau monitor PH urine
·
Jaga kebersihan mulut dengan
kumur cairan sodium bikarbona, lemon atau boraks gliserin
2. Kolaborasi
·
Bantu dengan
mengidentifikasi / mengobati sesuai penyebabnya
·
Monitor analisa gas darah
·
Monitor serum elektrolit dan
potasium
·
Berikan cairan sesuai
indikasi, tergantung pada etiologi antara lain Dekst. 5 %/saline solution
·
Berikan obat-obatan sesuai
dengan indikasi antara lain :
·
Sodium bikarbonat/laktat
atau saline melalui intra vena (mengoreksi defisit bikarbonat/mengoreksi
asidosis dengan PH , 7,2)
·
Potasium clorida (defisit
serum)
·
Phospat (kronik asidosis
dengan hipophopatemia)
·
Calsium (fungsi neuro
muskuler)
·
Modifikasi diet sesuai
dengan indikasi, contohnya : Diet rendah protein, tinggi karbohidrat bila
terdapat gagal ginjal atau diabetes.
·
Laksanakan terapi dralisil
bila diindikasikan
B. Alkalosis Metabolik
1. Independen
·
Monitor jumlah pernafasan,
ritme dan kedalamannya
·
Monitor jumlah nadi dan
ritmenya
·
Monitor intake dan out put
serta berat badan tiap hari
·
Batasi intake oral dan
kurangi stimulus lingkungan, lakukan suction secara intermiten bila terpasang
NGT, irigasi/bilas lambung dengan cairan isotonik
·
Anjurkan intak cairan dan
makanan tinggi potasium dan kalsium sedapat mungkin (tergantung pada tingkat
kalsium dan potasium dalam darah), contohnya : buah anggur dan buah apel, pisang,
Cauli flower (kembang kol), buah kering (manisan), kolang-kaling, biji gandum.
·
Lanjutkan pemberian terapi
diuretik secara teratur, contoh lasik, etherynic acid.
·
Instruksikan pasien untuk
mencegah hilangnya, sejumlah bikarbonat (anjurkan pasien untuk minum susu)
2. Kolaborasi
·
Bantu dengan
mengidentifikasi/mengobati sesuai penyebabnya
·
Analisa gas darah, serum
elektrolit, BUN
·
Berikan obat-obatan
·
Sodium clorida/cairan ringer
laktat secara intra vena jika tidak ada kontra indikasi.
·
Amonium clorida atau arginin hidroklorida untuk mencegah
penurunan PH
·
Potasium clorida untuk
mengatsi hipokalemia
·
Diamox
·
Spironolakton
·
Cugah atau batasi pengguanan
sedatif/penenang
·
Anjurkan/laksanakan
pemberian cairan secara intra vena
·
Berikan oksigen sesuai
indikasi dan obat-obatan respiratori untuk mengatasi kondisi ventilasi
·
Bantu dengan dralisis jika
diperlukan
C. Asidosis Respiratori
1. Independen
·
Monitor jumlah pernafasan,
kedalaman dan kesulitan pasien bernafas (cuping hidung)
·
Auskultasi suara nafas
·
Kaji penurunan tingkat
kesadaran
·
Monitor denyut nadi dan
ritmenya
·
Catat warna kulit dan
kelembabannya
·
Anurkan pasien untuk batuk
dan nafas dalam, tempatkan pada posisi semifowler, lakukan suction jika perlu,
berikan nafas tambahan/oksigen sesuai indikasi
2. Kolaborasi
·
Bantu dengan
mengidntifikasi/mengobati sesuai penyebabnya
·
Monitor analisa gas darah
dan kadar serum elektrolit
·
Berikan oksigen sesuai
indikasi melalui masker, kanule atau ventrilasi mekanik/ventilator
·
Tingkatkan jumlah pernafasan
atau tidal volume
·
Berikan obat sesuai indikasi
antara lain :
·
Naloxane hidroclorida
(narcan) untuk menstimulasi fungsi pernafasan dalam pasien menggunakan obat
sedatif
·
Sodium bikarbonat
·
Cairan IV seperti RL atau
0,6 M cairan Na lactal
·
Potasium clorida
·
Batasi pengguanan obat
penenang atau tranquillizer
·
Jaga kelembaban dengan
menggunakan humidikasi
·
Berikan chist terapi dada
termasuk didalamnya postural drainage
·
Bantu dengan alat bantu
ventilator jika perlu
D. Alkalosis Respiratori
1. Independen
·
Monitor jumlah pernafasan,
kedalaman dan usahanya/kesulitan pasien bernafas (cuping hidung dll)
·
Pastikan penyebab
hiperventilasi jika mungkin seperti kecemasan, nyeri
·
kaji tingkat kesadaran dan
catat status neuromuskuler
·
Ajarkan pasien cara bernafas
yang benar dan bantu pasien jika mengguanakan
alat bantu pernafasan, misalnya masker
·
Bantu Pasien untuk bersikap
tenang
·
Berikan pengaman bila perlu,
misal tempat tidur direndahkan, penghalang
tempat tidur dan observasi yang sering
2. Kolaborasi
·
Bantu dengan
mengidentifikasi/mengobati sesuai dengan penyebab
·
Monitor analisa gas darah
·
Monitor serum potasium
·
Berikan sedativ jika ada
indikasi
·
Gunakan alat bantu
pernafasan masker untuk mempertahankan/mengembalikan CO2. Kurangi frekwensi
nafas/tidal volume dengan alat bantu ventilator
DAFTAR KEPUSTAKAAN
·
Guyton,
Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC Penerbitan Buku
Kedokteran, Jakarta, 1987.
·
Price
Sylvia Anderson; Wilson Mc. Carty, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993.
·
Soeparman,
Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 1991.
-------, Dasar-dasar
Keperawatan Kardiotorasik, Rumah Sakit Jantung “Harapan Kita”, Jakarta, 1989
BalasHapusAslamu alaikum wr wb..
Bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis
dan berbagi kepada teman2 melalui room ini,
sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga
dan mencapai kesuksesan yang luar biasa, mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki,
namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang,
hingga suatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yang saya punya,
akhirnya saya menanggung hutang ke pelanggan-pelanggan saya totalnya 400juta dan di bank totalnya 550 juta ,
saya sudah stress dan hampir bunuh diri anak saya 4 orang masih sekolah di SMP / SMA dan juga anak sementara kuliah,tapi ISTRI saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anak-anaknya
tapi selama satu minggu saya berpikir saya membuka INTERNET UNTUK mencari BANTUAN akhirnya saya dapat
WEBSITE AKY BROMO DI;
>>>>>KLIK DISINI PESUGIHAN CEPAT KAYA<<<<<
dan melihat langsung hasilnya, `
saya akhirnya bergabung dan menghubungi AKY BROMO di No. 0852-8895-8758
Semua petunjuk AKY BROMO saya ikuti dan hanya 3 hari Astagfirullahallazim,
Alhamdulilah Demi AllAH SWT. dan anak saya,
akhirnya 4 M yang saya minta benar benar ada di tangan saya,
semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha,
kini saya kembali sukses terimaksih AKY BROMO saya tidak akan melupakan jasa AKI.
JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH,
SAYA SUDAH BUKTIKAN DEMI ALLAH ditengah tagihan hutang yang menumpuk,
demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue,
ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman
dan bercerita kepadanya, Alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya.
dulu katanya dia juga seperti saya setelah bergabung dengan Ki BROMO hidupnya kembali sukses,
awalnya saya ragu dan tidak percaya jika mau seperti saya SILAHKAN HUB AKy BROMO
DI NO _ _ _ 0852-8895-8758 _ _ _
[[[[[ BANTUAN DARI KI BROMO ]]]]]
1.SEPASANG UANG BERKHODAM
2.DANAH HIBAH
3.DANAH GHAIB
4.PENGGANDAAN UANG
5.UANG BALIK
6.PEMIKAT LAWAN JENIS
7.PENGLARIS BISNIS (Jualan,Tokoh,warung)
8.PERLANCAR DALAM BERBAGAI HAL.
Jadi saya beranikan diri menghubungi beliau dan menyampaikan semua masalah saya dan alhamdulillah saya bisa di bantu,kini semua hutang saya semua bisa terlunasi dan punya modal untuk Buka usaha lagi,,,,
Jadi buat yang pengen seperti saya silahkan hubungi KI BROMO di nomor 0852-8895-8758 Anda tidak usah ragu akan adanya penipuan atau hal semacamnya sebab saya dan yg lainnya sudah membuktikan keampuhan bantuan beliau kini giliran Anda BUKTIKAN
[[[[[ ANDA JUGA BISA MENANGKAN MELALUI ANGKA-ANGKA TOGEL ]]]]]
ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D/
ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/6D/
ANGKA RITUAL; MALAYSIA 2D/3D/4D/6D/
ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/ 6D/
ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND
ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D 6D/
Solusi yang tepat jangan anda putus asah... AKI BROMO akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh angka togel 2D/ ,3D/, 4D/ 5D/ 6D/ SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO
MAGNUM / dijamin
100% jebol
>>>KLIK DISINI ANGKA 2D 3D 4D 5D 6D<<<
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI BROMO DI NO: (((_085 288 958 758_)))
INGAT...!!! JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN YANG ADA,,,
SEBAB KESEMPATAN TIDAK MUNGKIN DATANG KE 2 KALINYA...
>>>>>>>>KISAH NYATA DARI SAYA<<<<<<<<